top of page
Search
  • Wisdom Mall

Textile Printing

Manual Textile Printing / Batik Printing


ALAT BATIK PRINTING

    Yang dimaksud dengan alat dalam batik printing yaitu seperangkat benda yang menjadi unsur utama dalam proses pekerjaan. Alat sablon antara lain :


1. Plangkan

    Plangkan yaitu alat utama dalam proses printing / sablon. Alat ini terbuat dari sebuah kain saring yang dibentangkan pada sebuah bingkai kayu atau aluminium. Kain yang digunakan bernama kain monil, yaitu kain yang terbuat dari benang sintetis. Kain monil memiliki karakter tipis, halus, namun sangat kuat. Dengan demikian tidak mudah rusak dalam proses sablon. Bingkai terbuat dari kayu jati atau aluminium. Kayu yang digunakan harus kuat dan lurus.


2. Meja Sablon

    Meja sablon atau meja kerja adalah meja yang digunakan sebagai tempat proses cetak sablon dilakukan. Di dalam pekerjaan sablon kertas, meja kerja mirip dengan meja biasa, hanya saja pada permukaannya menggunakan kaca agar rata. Sementara meja sablon kain batik berbentuk meja yang memanjang sampai puluhan meter. Hal ini disesuaikan dengan ukuran media (kain mori) yang akan dicetak. Permukaan meja sablon tersusun atas beberapa unsur, masing-masing dari bawah terdiri dari tripleks, karet busa, plastik perlak, dan plastik bening biasa.

Meja Batik Printing

plastik bening : berfungsi agar permukaan meja sablon bersih dan mudah dibersihkan

plastik perlak : berfungsi sebagai pelapis

spon / busa :  berfungsi sebagai stabilator atau penyeimbang dan agar meja lentur

tripleks : berfungsi agar meja sablon rata

kayu meja : berfungsi sebagai konstruksi utama meja sablon


3. Rakel

    Rakel adalah alat yang berfungsi untuk meratakan, menjalankan dan menekan zat warna di dalam plangkan sehingga menembus kain screen. Cat yang menembus inilah yang nantinya membekas dan meninggalkan pola pada kain mori. Rakel terdiri dari dua bagian, yaitu permukaan rakel dan gagang rakel. Permukaan rakel memiliki berbagai jenis dan kualitas. Masing-masing memilki karakter dan sifat yang berbeda. Perbedaan jenis rakel disebabkan bahan warna atau cat yang berbeda. Misalnya untuk cat (warna) yang menggunakan basis minyak dengan cat yang berbasis air. Gagang rakel tebuat dari kayu yang ringan namun kuat. Sementara permukaan rakel terbuat dari karet atau bahan sintetis yang kuat.


BAHAN BATIK PRINTING


1. Pewarna

        Pewarna batik sablon terdiri dari berbagai jenis. Masing-masing jenis memiliki karakter dan sifat sendiri-sendiri. Macam-macam pewarna sablon batik yang sering dipakai oleh produsen batik printing, antara lain :

* manuteks

* procion (prosen)

* pigmen

* blinder

* obat base

* thiner

* minyak tanah

* detergen dan lain-lain


Pewarna batik printing

Manuteks

    Manuteks adalah bahan berbentuk serbuk (bubuk) sebagai bahan untuk campuran berbagai zat pewarna. Diantaranya sebagai campuran obat procion (prosen). Sebelum digunakan obat ini harus diberi air panas sampai berbentuk pasta, kemudian didiamkan selama 12 jam atau semalam untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu manuteks berfungsi agar hasil penyablonan kelihatan rapi.


Procion

    Procion (prosen) adalah golongan cat reaktif, yaitu golongan cat baru yang langsung menghasilkan warna pada mori. Warna cat procion sangat menyolok dan kuat sehingga sangat disukai para perajin batik Pekalongan. Pemakaiannya dalam batik sablon dicampur dengan manuteks dan air panas. Sebelum untuk proses penyablonan harus diinapkan selama satu malam. Beberapa contoh cat procion antara lain :

  - procion yellow RS

  - procion briliant orange GS

  - procion briliant red 2 BS

  - procion blue 3 GS

  - procion briliant yellow 6 GS

  - procion briliant blue RS

  - procion briliant red 5 BS


Vigmen

    Vigmen adalah obat warna sintetis untuk sablon tekstil berbentuk cair. Karena itu penggunaan untuk sablon harus dicampur dengan blinder terlebih dahulu.


Blinder

    Blinder adalah bahan pengental vigmen. Bentuknya pasta berwarna putih atau netral. Selain untuk pengental blinder juga berfungsi untuk melicinkan proses penyablonan.


Obat Base

    Obat Base adalah bahan pembangkit warna Napthol yang belum dibuat garam atau belum diazokan. Obat-obat base ini lebih rumit karena warna baru akan muncul setelah melalui proses diazoteren lebih dahulu. Sebelum melalui proses penggaraman (diazo) tersebut warna tidak muncul secara langsung. Tentu hal ini berbeda dengan ketika kita menggunakan bahan vigmen atau procion.


Macam-macam Napthol antara lain :

 - Naphazol A

 - Naphazol D

 - Naphazol F

 - Naphazol B

 - Naphazol 3B

 - Naphazol SW

 - Naphazol J

 - Naphazol STR

 - Naphazol RL

 - Naphazol TR


Macam-macam garam :

  Garam Orange JS

  Garam R

  Garam Bordo GP

  Garam GG

  Garam OMerah 3 GL

  Garam Biru BL

  Garam Merah B

  Garam violet B


Obat pendukung :

    Yang dimaksud obat pendukung adalah jenis kimia yang berfungsi untuk campuran cairan warna. Obat pendukung tersebut antara lain :

Blinder berfungsi untuk mengentalkan vigmen juga untuk melicinkan cat sehingga mudah untuk proses penyablonan. Manuteks berfungsi untuk mengentalkan procion, soda kue, garam.

Kaoprint berfungsi untuk campuran obat cabut warna, Waterglass untuk memperkuat warna dan sebagainya.


2. Lem Sablon

    Salah satu langkah awal sebelum proses penyablonan dilaksanakan adalah menata mori di atas meja sablon secara rata sehingga proses pencetakan bisa berhasil secara optimal. Karena itu mori tidak boleh bergeser selama dalam proses penyablonan berlangsung. Lem sablon adalah bahan untuk merekatkan kain mori yang akan disablon dengan permukaan meja sablon. Ada dua macam lem sablon yang beredar di pasaran yaitu lem dengan basis minyak dan lem berbasis air.


3. Film/ Klise

    Film atau klise dalam proses batik sablon merupakan hal yang sangat vital dan harus ada. Karena klise atau film merupakan desain atau gambar rencana motif. Ada dua macam klise sablon berdasarkan jenis pengembangannya. Untuk pengembangan dengan teknik afdruk digunakan klise di atas media transparan seperti plastik mika. Sementara untuk pengembangan sistem langsung digunakan klise dengan gambar di atas kertas.

Gambar pola di atas bahan transparan seperti plastik mika berupa gambar yang berbentuk pekat dan opaque atau tidak tembus cahaya. Hal ini diperlukan karena sistem afdruk dikerjakan dengan teknik penyinaran.


4. Lak

    Lak adalah bahan penutup pori-pori kain screen agar cat tidak merembes. Lak bisa didapatkan di toko-toko obat sablon tekstil dengan mudah. Lak berbentuk cairan yang bisa mengering dan keras.


5. Thinner

    Thinner berfungsi untuk menghapus atau menghilangkan lak.


6. Minyak Tanah

    Berfungsi untuk membersihkan plangkan yang telah selesai untuk proses penyablonan. Caranya minyak tanah di campur dengan detergen lalu digosokkan pada permukaan screen lalu disemprot dengan air bersih.


LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BATIK PRINTING


       Seperti halnya pekerjaan pembuatan batik tulis maupun cap, dalam batik printingpun harus melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah kerja yang berurutan. Yang dimaksud dengan langkah berurutan yaitu tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Satu langkah dapat dikerjakan bila langkah sebelumnya telah selesai dikerjakan. Hal ini juga berarti bahwa di dalam proses pembuatan batik sablon tidak dapat dilaksanakan dua langkah secara bersamaan. Adapun urutan langkah pokok pembuatan batik printing adalah sebagai berikut :

1. Membuat desain (pola) batik

2. Membuat klise (film)

3. Membuat plangkan master

4. Proses penyablonan

5. Finishing


1. Membuat Desain Pola

       Membuat pola atau desain batik sablon sebenarnya hampir sama dengan pembuatan pola atau desain batik tulis maupun cap, yaitu tepian pola harus bisa disambungkan ke kanan, ke kiri, atau ke atas.


2. Membuat Klise ( Film )

       Pembuatan klise merupakan langkah yang mutlak harus ada dalam proses pekerjaan batik sablon. Karena dari pekerjaan inilah proses pekerjaan dimulai. Klise batik sablon adalah bahan awal (master) yang nantinya akan dipindahkan ke dalam plangkan screen dan menjadi alat cetak. Film klise adalah gambar pola yang dibuat di atas lembaran mika plastik bening dengan bahan tinta yang pekat dan tidak tembus cahaya. Hal ini disebebkan sistem afdruk menggunakan penyinaran. Langkah ini dapat dikerjakan apabila desain pola di atas kertas sudah jadi. Pemindahan pola ke atas mika plastik bisa dilakukan dengan komputer, namun dapat pula dilakukan dengan tangan. Letakkan plastik mika di atas pola gambar yang telah dibuat di atas kertas, kemudian gambarlah dengan tinta yang khusus untuk pembuatan film sesuai gambar polanya.


3. Membuat Plangkan Master

       Pembuatan plangkan master artinya pembuatan alat cetak yang sebenarnya. Kegiatan ini adalah memindahkan pola rencana yang semula dibuat di atas kertas ke permukaan plangkan.


Proses pembuatan plangkan  :

  1. Tentukan dulu motif batik yang akan diproduksi untuk produksi batik printing.

  2. Gambar pola motif batik tersebut di atas kertas kalkir.

  3. Pilih ukuran plankan yang sesuai dengan desain pola motif batik yang akan digunakan.

  4. Cetak film di atas screen plangkan (cetakan plangkan yang pertama ini, akan dijadikan plangkan master).

  5. Cetak film pada plangkan berikutnya sesuai warna yang akan digunakan, caranya dengan melakukan copying plangkan master kepada plangkan warna dan menutup pola berdasarkan warna yang akan digunakan. Sehingga akan dibutuhkan plangkan sejumlah warna yang akan digunakan.

Plangkan untuk batik printing biasanya berukuran 1,2 meter X 2,5 meter. Sedangkan ukuran mori yang digunakan untuk batik printing biasanya berukuran panjang 33 meter.


4. Proses Penyablonan

Setelah plangkan dibuat, proses selanjutnya adalah (Proses penyablonan = pemindahan pola pada plangkan master ke atas kain mori sehingga menjadi sebuah kain batik printing). Selanjutnya siapkan mori sebagai kain bahan dasar untuk pembuatan batik. Mori yang digunakan bisa mori yang masih polos (masih berwarna putih) ataupun yang sudah diberi warna. Tentunya ini sangat tergantung warna dasar dari motif yang akan dibuat. Jika memang warna dasar batiknya tidak putih, maka mori polos yang masih berwarna putih harus dilakukan proses pewarnaan dahulu. Setelah mori siap, mori tersebut diletakkan di atas meja batik yang sebelumnya telah diolesi perekat (Lem sablon), dimana tujuannya agar mori tidak bergeser selama proses pembatikan, karena jika mori bergeser sedikit saja maka akan menyebabkan motif batik menjadi cacat.


Selanjutnya satu persatu dilakukan proses pewarnaan batik sesuai desain awal dan plangkan yang telah ditetapkan. Cara pewarnaannya seperti cara menyablon, tetapi di sini sablonnya sangat panjang sesuai panjang meja batik, biasanya panjang meja hingga 35 meter. Cara penyablonannya dilakukan dengan loncat satu rel (rel ganjil) ukuran panjang plangkan, dengan tujuan agar pewarnaan yang masih basah tidak tertimpa. Baru setelah satu meja selesai semua diberikan pewarnaan, diulangi lagi dari awal untuk rel genap yang belum diberikan pewarnaan. Begitu seterusnya memutar hingga keseluruh meja batik. Cara ini biasanya dipakai oleh Jasa Pembuatan Batik Printing.


Pekerjaan pewarnaan sablon ini harus dilakukan oleh dua orang, karena selain harus melakukan penggeseran plangkan sepanjang meja, juga harus melakukan pewarnaan dengan menggeser-tekan rakel sesuai ukuran plangkan.


Setelah warna pertama selesai semua, selanjutnya dilakukan pewarnaan kedua dengan plangkan yang kedua tentunya. Caranya persis seperti pada proses pewarnaan yang pertama tadi.


Proses pewarnaan teknik batik printing ini dilakukan terus hingga semua warna dengan pasangan plangkannya telah diimplementasikan semua.


5. Finishing

       Finishing adalah langkah terakhir sebuah proses (pekerjaan) penyablonan. Finishing batik sablon sangat bervariasi tergantung bahan yang digunakan. Untuk sablon dengan bahan prosion, soda kue, dan manutek pengerjaan terakhirnya adalah pelorodan yang berupa pencelupan kain sablon ke dalam air panas setelah diinapkan selama satu malam.


Machine Textile Printing

Belakangan ini, di berbagai pameran digital printing kita melihat beberapa distributor mesin  cetak digital mulai memamerkan mesin yang mampu mencetak di atas kain. Kita biasa menyebutnya mesin digital textile printer atau digital printing kain. Banyak aplikasi yang bisa dibuat oleh mesin tersebut. Yang paling sederhana misalnya untuk cetak spanduk atau umbul-umbul. Namun dalam perkembangannya  juga sudah banyak yang menggunakannya untuk mencetak aplikasi pakaian/fashion atau lainnya.

Apakah Digital Textile itu?

Sederhananya, digital textile adalah apa saja yang dapat dicetak secara digital di atas media kain atau tekstil. Secara teknis ada dua cara mencetak di atas kain tersebut; secara langsung (direct printing) mencetak di atas kain dan secara tidak langsung (indirect printing) dengan menggunakan media perantara, dalam hal ini biasanya berupa kertas transfer (transfer paper).

Saat ini yang banyak ditawarkan adalah solusi digital textile cetak langsung pada kain jenis polyester untuk aplikasi periklanan atau advertising. Namun dalam perkembangannya, teknologi yang ada  sekarang sudah mampu untuk mencetak pada kain nonpolyester, seperti sutera dan katun.


Berdasarkan jenis bahannya, ada beberapa jenis digital textile printing :

Kain Polyester

Untuk jenis kain ini, maka tinta yang digunakan adalah tinta sublimasi, yang dalam proses pematangan warna dan fiksasi pada kain  memerlukan panas antara 140 – 180 derajat celcius.  Ada dua cara ketika mencetak pada bahan ini :


Sublimasi dengan Proses Transfer

Prosesnya, mula-mula gambar dicetak pada kertas transfer (transfer paper) dengan menggunakan teknologi offset maupun inkjet. Kertas ini sudah memiliki coating atau lapisan khusus untuk menerima tinta sublimasi. Dari kertas transfer itu, baru kemudian gambar di ‘transfer’ pada kain.

Proses ini cocok untuk aplikasi pakaian jadi dan aksesoris seperti seprei, sarung bantal dan barang-barang berbahan kain yang bersentuhan langsung dengan kulit manusia.

Sublimasi Langsung pada Kain

Berbeda dengan yang pertama, untuk sublimasi langsung, maka yang di-coating adalahkainnya. Setelah di-coating, kain bisa langsung dicetak dengan printer  inkjet yang banyak beredar di pasaran. Untuk penyempurnaan, kain  kemudian diproses dalam mesin pemanas.

Ada  dua proses pemanasan; offline dan online. Secara Offline mesin pemanas terpisah dari printernya, sementara dalam proses secara online, printer dan pemanas menjadi satu kesatuan. Proses ini cocok untuk aplikasi advertising seperti banner, bendera dan umbul-umbul.


Kain Serat Alam (Katun / Sutera)

Mencetak pada bahan kain ini perlu menggunakan tinta khusus. Untuk kain katun, tinta yang digunakan adalah jenis reaktif, sementara untuk sutra dan nylon menggunakan tinta jenis acid.

Kain serat alam biasanya digunakan untuk aplikasi industri pakaian jadi, dari yang skala kecil sampai menengah. Untuk sekala industri menengah ke bawah ini biasanya menggunakan mesin yang kecepatan cetaknya tergolong rendah. Namun jika menggunakan mesin digital printing khusus, maka kecepatannya bisa mencapai ratusan meter persegi per jamnya. Di Indonesia sudah ada beberapa perusahaan yang menggunakan mesin ini untuk memproduksi batik.

Garmen


Mesin cetak untuk garmen ini  dikenal sebagai printer direct to garment atau orang mengenalnya sebagai printer kaos. Mesin ini sangat diminati banyak orang, karena bentuknya yang sederhana dan sangat mudah dioperasikan.

Printer digital jenis ini menggunakan tinta pigment dan cocok untuk bahan yang bejenis katun, yang umumnya untuk bahan kaos. Prosesnya sangat sederhana, kain (kaos) bisa langsung dicetak tanpa perlu perlakuan khusus semacam di-coating lebih dahulu.

174 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page